PEKANBARU - Wakil Ketua DPW PPP Riau, Husaimi Hamidi, Senin (25/07/16), mempertanyakan alasan DPW PAN Riau yang memilih jadi penyeimbang dalam menanggapi berbagai persoalan di Riau.
Menurutnya, jika alasannya karena tidak mau ada konflik baru, alasan tersebut dianggapnya tidak masuk akal.
"Lintas parpol ini bukan untuk menjatuhkan seseorang atau memunculkan konflik baru di Riau. Lintas parpol merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap berbagai persoalan di Riau, kepedulian untuk segera diselesaikan," katanya.
Lebih lanjut disampaikannya, masih banyak persoalan di Riau ini yang harus diperjuangkan koalisi lintas partai politik ini,
"Kalau mereka menjadi penyeimbang, berarti mereka tidak paham dengan apa yang kita perjuangkan ini. Penyeimbang apa? Di sini tidak ada kabinet seperti di pusat sana," tegas Husaimi Hamidi.
Walaupun demikian, ia sangat menghormati keputusan DPW PAN Riau yang mengambil sikap tersebut. Ia berharap DPW PAN Riau tetap berkomitmen dalam menanggapi persoalan yang ada di Riau.
"Banyak persoalan di Riau yang perlu diatasi. Contohnya saja kursi ketua DPRD Riau dan wakil gubernur Riau. Dalam hal ini, Golkar punya wewenang, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda untuk melakukan wewenangnya itu," tutupnya.
Dengan keluarnya PAN dari lintas parpol, maka partai yang tersisa dari lintas parpol ini tersebut adalah Partai PDI Perjuangan, Gerindra, PPP, PKB, Hanura, NasDem, dan Demokrat, PKS,
Menurutnya, jika alasannya karena tidak mau ada konflik baru, alasan tersebut dianggapnya tidak masuk akal.
"Lintas parpol ini bukan untuk menjatuhkan seseorang atau memunculkan konflik baru di Riau. Lintas parpol merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap berbagai persoalan di Riau, kepedulian untuk segera diselesaikan," katanya.
Lebih lanjut disampaikannya, masih banyak persoalan di Riau ini yang harus diperjuangkan koalisi lintas partai politik ini,
"Kalau mereka menjadi penyeimbang, berarti mereka tidak paham dengan apa yang kita perjuangkan ini. Penyeimbang apa? Di sini tidak ada kabinet seperti di pusat sana," tegas Husaimi Hamidi.
Walaupun demikian, ia sangat menghormati keputusan DPW PAN Riau yang mengambil sikap tersebut. Ia berharap DPW PAN Riau tetap berkomitmen dalam menanggapi persoalan yang ada di Riau.
"Banyak persoalan di Riau yang perlu diatasi. Contohnya saja kursi ketua DPRD Riau dan wakil gubernur Riau. Dalam hal ini, Golkar punya wewenang, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda untuk melakukan wewenangnya itu," tutupnya.
Dengan keluarnya PAN dari lintas parpol, maka partai yang tersisa dari lintas parpol ini tersebut adalah Partai PDI Perjuangan, Gerindra, PPP, PKB, Hanura, NasDem, dan Demokrat, PKS,